Belum lama ini, Mozilla dan Google memutuskan untuk mengurangi dukungan pada Adobe Flash Player. Mulai bulan September ini, Google Chrome akan mulai memblok konten yang memuat Flash. Mozilla Firefox malah sudah memulainya bulan Agustus ini (terutama untuk plugin Flash yang tidak update).
Microsoft pun melakukan pendekatan serupa. Dengan Windows 10 Anniversary Update, Microsoft Edge membawa fitur “auto pause”. Fitur ini menampilkan konten (animasi) Flash dalam kondisi diam, kalau konten tersebut tidak relevan. Sedangkan Google sudah memberikan fitur tersebut di Chrome tahun 2015.
Masing-masing pengembang browser sudah memberikan pernyataan mengenai plugin Flash ini. Rata-rata memiliki alasan yang serupa.
Stabilitas
Dalam artikel di blog resmi, Mozilla menyatakan bahwa website dengan plugin Flash cenderung lebih mudah crash. Kecenderungan itu menurun ketika YouTube dan Facebook beralih ke video HTML5 pada tahun 2015.
Keamanan
Plugin browser sering menjadi celah keamanan. Terutama kalau kita tidak berhati-hati dan asal melakukan instalasi. Yah, saya bukan pakar keamanan internet. Tapi sehubungan dengan Flash Player, belum lama ini ada salah satu kasus yang Adobe sendiri menyebutkan (14 Juni 2016) bahwa ada versi Flash Player yang memiliki celah keamanan. Hal itu dilaporkan oleh Anton Ivanov dan Costin Raiu dari Kaspersky Lab.
Kecepatan
Di sebuah artikel blog, Google menyebutkan bahwa 90% konten Flash berjalan di belakang layar, dan ini memperlambat kinerja browser dan halaman website yang dimuat.
Konsumsi energi
Di artikel yang sama, Google juga menyebutkan bahwa plugin Flash Player bekerja berat dan mempengaruhi penggunaan daya.