Simplenote adalah sebuah aplikasi catatan dari Automattic, perusahaan yang ada di belakang WordPress. Layanan ini menawarkan catatan dengan tampilan minimal, namun fungsi maksimal.
Ketika membuka Simplenote, kita akan dihadapi dengan bidang yang bersih, tanpa banyak tombol. Pada dasarnya ada tiga bidang di sini. Bidang catatan, daftar catatan dan daftar tag. Tampilannya bisa berbeda, tergantung di platform apa kamu menggunakannya.
Lalu platform apa saja yang didukung oleh Simplenote? Hm, banyak. Simplenote hadir di iOS, Android, Mac, Windows, Linux, Kindle Fire, dan web app (online). Sekedar catatan, aplikasi di Windows bukanlah aplikasi Bursa, apalagi UWP.
Di dalam kesederhanaannya, apa saja yang bisa ditawarkan oleh Simplenote? Terutama kalau mengingat ada raksasa catatan seperti OneNote dan Evernote.
Fitur Simplenote
- Sinkronisasi antar perangkat
- Tags
- Pencarian catatan
- Kolaborasi
- History (bisa melihat berbagai perubahan yang ada di catatan)
- Trash can—catatan tidak langsung terhapus dan bisa dikembalikan
- Bisa menggunakan markdown di beberapa aplikasi
- Publikasi lewat link
- Pin catatan penting
Oke, mungkin hampir semua fiturnya bisa dibilang cukup standar. Menurut saya, kelebihan Simplenote ada di tampilannya yang sederhana. Saya akui kalau saya termasuk orang yang suka tampilan minimalis (desktop saya selalu bersih dari shortcut).
Mungkin begini gambarannya. Ketika kita membuka OneNote—kalau di desktop—ada banyak alat edit di bagian atas. Seperti MS Word. Fungsinya begitu banyak sampai kadang kita bingung bagaimana mau menggunakan catatan itu. Bukan berarti hal itu buruk. Fungsi alat yang banyak itu sangat membantu kalau kamu senang membangun struktur catatan, sehingga kamu bisa tahu bagian mana yang lebih penting dari bagian lain.
Simplenote—di sisi lain—mengembalikan fungsi aplikasi catatan ke dasar, yaitu mencatat. Fitur lain disembunyikan sampai kamu membutuhkannya. Meminjam analogi desain, seperti pisau lipat.
Secara keseluruhan, saya suka aplikasi catatan ini. Mudah digunakan, tampilannya enak, dan fokus. Bisa memisahkan mana catatan yang penting (dengan pin), dan catatan biasa. Oya, sinkronisasi antar perangkat juga berjalan sangat cepat (saya coba di Mac, dan langsung update di Web App dan Android).
Apa ada yang saya rasa kurang? Sayangnya ada.
Terus terang ini subyektif. Saya lebih terbiasa menggunakan perintah shortcut (ctrl+i / cmd+i = huruf miring) daripada markdown (kata = huruf miring) untuk format teks. Ketika menggunakan markdown, akan ada tampilan Edit dan Preview. Menurut saya kurang efisien. Kemudian, fungsi markdown ini baru tersedia di Windows, Android, Linux, dan Web App.
Lalu, sidebar tidak bisa benar-benar hilang. Minimal, sidebar untuk daftar catatan tetap ada di samping. Hm, saya sih inginnya bisa seperti di mobile, bisa terlihat tampilan catatan saja. Aplikasi blog offline Blogo, misalnya, memungkinkan hal ini dengan ikon di sidebar untuk memunculkan pilihan lain.
Namun kembali lagi, untungnya Simplenote memang lebih mengutamakan fungsinya sebagai aplikasi catatan. Bukan untuk diterbitkan (walau pun bisa). Jadi format teks bisa dikesampingkan.
Nah, kalau kalian butuh aplikasi catatan yang sederhana tapi fungsional, silakan coba Simplenote. Gratis!
