Vivobook X BAPE
Vivobook X BAPE
Vivobook X BAPE

Apa Yang Kamu Cari Dari Spesifikasi Smartphone Game?

main game di razer phone
Avatar of Anom
Anom Penulis

Tahun ini kita melihat munculnya gejala tren smartphone game. Beberapa perusahaan sudah mengumumkan lini smartphone dengan spesifikasi khusus untuk niche satu ini. Tapi apa sebenarnya yang kita harapkan dari spesifikasi smartphone game?

Tentunya hal ini mungkin terjadi karena peningkatan spesifikasi smartphone. Mulai dari chipset (baik CPU dan GPU), RAM, media penyimpanan, sampai teknologi layar meningkat pesat. Bayangkan, layar handphone saat ini sudah lebih tinggi dari layar laptop 5 tahun lalu.

Game yang rilis di smartphone sendiri sudah mengalami perkembangan besar. Kini game di smartphone sudah bukan melulu jenis arkade sederhana. Genre papan atas seperti RTS, RPG, FPS, MOBA (beserta varian terbarunya Battle Royale) sudah tersedia.

Beberapa judul game kelas AAA pun sudah bisa ditemui dan masih akan berdatangan. Misalnya Bethesda yang akan merilis The Elder Scrolls: Blade di iOS dan Android (sekarang sedang masa pre-register).

Laptop game biasanya juga menawarkan fitur khusus. Bukan sekedar untuk bisa bermain. Tapi bisa menikmati pengalaman bermain secara maksimal. Gambar lebih bagus, kontrol lebih mudah, suasana lebih hidup, dll. Bagaimana dengan smartphone?

Spesifikasi Smartphone Game

Jelas, smartphone game membutuhkan spesifikasi tinggi untuk bisa memberikan pengalaman bermain maksimal. Chipset terbaru beserta RAM dan penyimpanan besar sudah jadi syarat mutlak. Apakah hanya itu saja?

Beberapa smartphone game yang sudah diumumkan menawarkan spesifikasi lebih. Razer Phone menawarkan layar dengan refresh rate 120 Hz. ASUS ROG Phone menawarkan 90 Hz. Refresh rate yang tinggi akan memberi gerakan di layar lebih halus, semulus pantat bayi. Tentu saja, kualitas gambar HDR juga harus dimiliki.

Sebuah smartphone game juga layaknya memiliki kualitas suara yang bagus. Baik dari speaker luar, maupun kalau dipakai dengan earphone. ASUS ROG Phone menawarkan dukungan NXP 9874 amplifier, 24-bit/192KHz Hi-Res Audio, 7.1-channel sound, dan HD Bluetooth wireless audio. Razer Phone menawarkan teknologi Dolby Atmos dan kualitas dengan standar sertifikasi THX di headphone. Lalu Red Magic menawarkan DTS dan DAC.

Baterai juga merupakan salah satu hal penting. Yah, memang smartphone memiliki keterbatasan dalam hal ini. Namun, tetap saja harus ada kapasitas minimal yang menggoda. ASUS ROG, Razer, dan Black Shark sama-sama memberi baterai 4000mAH. Walau bukan smartphone game secara spesifik, ASUS ZenFone Max Pro M1 membuktikan kalau baterai 5000mAh lebih dari memadai.

Arsitektur Smartphone Game

Konfigurasi perangkat keras di smartphone game merupakan suatu hal yang penting dan bisa memberi perbedaan dibanding smartphone lain. Desain perangkat bukanlah keindahan semata.

Salah satu hal yang membedakan smartphone dengan perangkat game lain (konsol atau PC) adalah tombol. Smartphone jelas memiliki keterbatasan bidang (baik secara fisik maupun di layar). Hal ini perlu dipecahkan oleh produsen smartphone.


tombol ekstra asus rog phone
Tombol ekstra ASUS ROG Phone

Yang menarik, ASUS ROG Phone memberikan tombol ekstra di sisi samping. Mereka menyebutnya ‘Air Trigger’. Tombol ini bisa diatur dan akan berfungsi seperti tombol L & R di kontroler konsol. Sebuah solusi cerdas.

Terlebih lagi, ASUS ROG Phone juga memberikan colokan di bagian samping (sebagai tambahan di bawah). Dengan begitu, saat kamu main game dengan posisi handphone horizontal, kabel yang mungkin tertancap (mengisi daya, mirroring ke layar, dll) tidak akan mengganggu posisi tangan. Lagi-lagi, sebuah solusi cerdas.

sistem pendingin asus rog phone
Sistem pendingin ASUS ROG Phone

Salah satu arsitektur perangkat yang juga bisa dibilang menarik adalah bagaimana produsen smartphone menerapkan sistem pendingin. Tujuannya tentu saja agar perangkat tidak mudah panas. ASUS ROG Phone lagi-lagi menawarkan sistem pendingin canggih di dalamnya. Selain itu, Black Shark pun menawarkan “liquid cooling system“, yang katanya bisa menurunkan temperatur CPU sekitar 8°C.

Dari sisi “wajah”, Razer Phone memberikan sesuatu yang menarik. Razer sengaja memakai desain kotak dengan speaker di depan (jadi tidak mengejar konsep full screen). Desain ini juga bertujuan agar tangan bisa menggenggam handphone lebih natural dan tidak mengganggu layar (tidak sengaja menekan tombol virtual). Konsep yang menarik.

Sistem dan Aplikasi

Salah satu fitur yang ada di dalam sistem operasi smartphone game biasanya adalah mode game. Mode ini biasanya menawarkan fungsi tertentu, seperti mengoptimalkan kinerja handphone.

ASUS ROG Phone memiliki apa yang disebut special X Mode, Razer Phone memiliki Game Booster, Black Shark memiliki SHARK mode, dan Red Magic juga memiliki GameBoost. Bahkan Huawei, yang disebut juga akan merilis handphone game, juga mengembangkan GPU Turbo.

Lalu, satu lagi yang tidak kalah penting adalah mode bermain tanpa gangguan! Yah, siapa yang suka kalau sedang asik main game tiba-tiba muncul notifikasi bertubi-tubi menutup layar? Fitur ini sebenarnya sudah bisa ditemui di beberapa handphone biasa. Tinggal memoles lebih jauh bagaimana sistem bekerja (misalnya di sela main game ingin melihat notifikasi, tapi tanpa menutup layar — muncul dari samping?).

Yah, di sisi ini masih banyak yang perlu digali. Bagaimanapun perilaku bermain game kelas atas — yang biasanya dalam posisi horizontal — berbeda dengan penggunaan biasa.

Aksesoris Smartphone Game

Aksesoris, selain jadi gimmick menarik, biasanya juga menawarkan fungsi lain yang meningkatkan pengalaman bermain. Bisa jadi berupa baterai tambahan, kontroler, integrasi ke perangkat lain, dan sebagainya.

main game di ASUS ROG phone
Main game di ASUS ROG Phone

Saat ini, ASUS ROG Phone merupakan satu-satunya smartphone yang menawarkan aksesoris luar biasa beragam. Mulai dari TwinView Dock, mobile desktop dock, kontroler game, sampai WiGig dock. Black Shark juga menawarkan joystick tambahan walau sedikit “minimalis”. Lucunya, walau belum merilis smartphone game khusus, Motorola memberi MotoMod kontoler game yang terlihat bagus.

Tentu saja, beberapa aksesori itu membutuhkan kerja sama dari pengembang game agar bisa berfungsi. Misalnya untuk kontroler eksternal. Kalau tidak ada dukungan, aksesoris itu akan jadi percuma.

Itulah spesifikasi smartphone game yang bisa kita harapkan hadir di masa depan. Spesifikasi ini akan membedakan antara yang khusus buat game dan yang biasa. Kalau tidak ada bedanya, buat apa pakai embel-embel “Smartphone game”?

Mungkin “standar” seperti ini tidak akan langsung hadir di beberapa perangkat mendatang. Toh kesuksesan ASUS ROG Phone — yang menetapkan standar tinggi untuk spesifikasi smartphone game — masih diuji di pasaran. Kalau sukses, yang lain pasti mengikuti “standar” tersebut. Bagaimana menurutmu?