Bagaimana kalau kamu bisa menghubungkan otak dan badanmu ke video game untuk mendapat pengalaman bermain lebih nyata? Pertanyaan inilah yang berusaha dijawab oleh para industriawan dari dunia game dan teknologi pada konferensi Neurotech Gaming.
Kamu pasti tahu film Ready Player One. Di film itu, semua orang bermain game secara virtual. Bahkan, dengan pakaian tertentu bisa merasakan efek dari video game (Oasis).
Tapi kamu juga tahu kalau film The Matrix membawa konsep yang lebih jauh. Di sana kita masuk ke dunia digital dengan menghubungkan otak langsung ke perangkat. Bahkan, pengalaman dari dunia digital itu akan berimbas pada tubuh fisik.
Seperti kita ketahui, keyboard, mouse, dan gamepad, sudah dipakai selama berpuluh tahun untuk berinteraksi dengan video game. Industri game dan teknologi menyadari kalau kontrol seperti ini punya keterbatasan. Seiring perkembangan teknologi VR, AR, dan mixed-reality, kita akan melompat ke tahap selanjutnya.
Hubungan Manusia dan Komputer
Berbagai perusahaan game dan teknologi ternyata sudah mempertimbangkan perkembangan ke arah hubungan otak dan komputer (brain-computer interface). Perkembangan itu diharapkan bisa meningkatkan pengalaman bermain.
Ada beberapa pertanyaan yang berusaha dijawab. Bagaimana kalau game bisa merubah kondisi permainan berdasar pemikiran dan emosi pemain? Bagaimana kalau pemain bisa merasakan pengalaman dari video game? Bagaimana kalau NPC bisa merespon seperti tokoh nyata? Bagaimana kalau musuh di dalam game bisa mengenali gaya bermain kita dan menyesuaikan perilakunya?