Sebuah iklan Huawei Nova 3i menghebohkan internet. Video yang menunjukkan foto selfie dari Huawei Nova 3i ternyata tidak diambil dengan kamera handphone tersebut. Tudingan foto palsu dan iklan yang menjerumuskan pun diarahkan ke Huawei.
Video itu merupakan iklan Huawei Nova 3i di Mesir. Huawei Mobile Egypt mengunggah video iklan itu melalui YouTube. Di sana terdapat sebuah adegan yang menunjukkan pasangan yang memotret selfie dengan Huawei Nova 3i.
Masalah muncul ketika salah satu model yang ada di video itu mengunggah foto behind the scene melalui Instagram (saat ini sudah dihapus). Di foto itu terlihat kalau foto itu diambil dengan kamera DSLR. Di samping itu juga terlihat kalau model pria (yang melakukan selfie) tidak memegang apa-apa.
Seorang Redditor kemudian mengunggah screenshot foto itu ke forum Android di Reddit (r/Android). Tentu saja hal ini langsung ramai dibahas. Apalagi kemudian kabar ini segera diberitakan hampir di semua blog tekno (termasuk di UrbanDigital ?).
Huawei segera memberi konfirmasi mengenai hal itu. Mereka menyatakan kalau materi di dalam iklan tersebut memang hanya sebatas ilustrasi dan bukan hasil dari Nova 3i. Huawei juga menyebutkan kalau keterangan itu ada di bagian akhir video, di bawah gambar Huawei Nova 3i.
Keterangan dalam bahasa Arab (karena iklan untuk Mesir) itu berbunyi “Foto dari perangkat bergerak beserta kontennya dibuat hanya sebagai ilustrasi. Bisa terdapat perbedaan penampilan dan ukuran produk antara kenyataan dan di dalam iklan”.
Kontroversial iklan Huawei Nova 3i ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya sudah ada beberapa kejadian serupa. Kalau kamu ingat, kasus serupa juga terjadi pada iklan Nokia Lumia 920 (ada di video YouTube). Lalu ada pula kasus foto selfie Raditya Dika yang menggunakan Vivo V7+ (yang ramai di Kaskus).
Hm, memang ada sedikit perbedaan permasalahan di sini. Iklan Huawei Nova 3i memberikan disclaimer / keterangan soal itu. Iklan Nokia Lumia 920 saat itu tidak memiliki keterangan kalau foto merupakan ilustrasi. Sedangkan kasus Vivo V7+, yah… foto di Kaskus menunjukkan kiriman media sosial (sebagai foto selfie) dan behind the scene.
Masyarakat (ahem, netizen) memang sering bereaksi keras terhadap hal seperti ini. Ada yang memaki-maki dan bilang tidak akan membeli handphone yang bersangkutan, ada pula yang dengan kalem bilang “Namanya juga iklan“.
Iklan memang dibuat agar memberi citra baik bagi produk yang bersangkutan. Ya kalau dilakukan dengan benar. Tapi kalau mau membicarakan etika periklanan, sampai mulut berbusa pun tidak akan ada habisnya. Mulai dari proses produksi (seperti kasus ini), sampai kemunculannya di media (termasuk iklan provider yang suka mencegat halaman situs di browser).
Memang serba salah. Bahkan Tim Cook yang CEO Apple pun di-bully gara-gara ia memotret pertandingan Super Bowl dengan iPhone dan hasilnya blur (fotonya sudah dihapus).
Mungkin pesan moral yang bisa diambil adalah jangan terlalu percaya dengan iklan. Bahkan termasuk review di berbagai media. Kalian pun berhak tidak percaya dengan review kami (walau kami selalu menunjukkan foto asli di percobaan kamera) ?.
Kalau kamu mau membeli handphone dan tertarik karena iklan, silakan cari informasi sebanyak-banyaknya. Baik dari review video atau artikel blog, lalu bandingkan pengalaman yang ada di sana. Jangan dari satu sumber saja. Tiap orang punya kebiasaan dan ukuran berbeda.
Sekali lagi, kasus iklan Huawei Nova 3i ini bukan yang pertama, dan mungkin bukan yang terakhir. Toh kasus seperti ini bisa berguna untuk mendewasakan konsumen. “Yah, namanya juga iklan”. Begitu?