Saat ini permainan kompetitif sangat marak. Sebut saja: Valorant, Apex Legends, Call of Duty: Warzone, Overwatch, Rainbow Six Siege, dan masih banyak lagi. Semua permainan itu menuntut aksi dan reaksi yang cepat. Untuk itulah NVIDIA menghadirkan teknologi yang bernama NVIDIA Reflex, salah satu fitur paten di GeForce RTX.
Yuk kita lihat teknologi canggih ini lebih jauh.
Apa Itu NVIDIA Reflex?
Setiap aksi yang kita lakukan di komputer akan melewati beberapa tahap. Tindakan di perangkat input seperti mouse, pengolahan di PC, dan akhirnya tindakan itu tampak di layar monitor.
Di balik alur yang kelihatannya sederhana itu, sebenarnya aja proses kompleks yang menimbulkan latensi atau keterlambatan alias tidak responsif. Salah satunya akibat antrian proses render gambar dari CPU ke GPU.
Yah, kalau kamu memakai mouse untuk aktivitas sehari-hari mungkin tidak terasa. Tapi bagaimana kalau kamu main game FPS kompetitif, yang menuntut reaksi cepat untuk bisa mengalahkan lawan?
Di sinilah NVIDIA Reflex hadir.
NVIDIA Reflex merupakan teknologi perangkat lunak yang mampu meningkatkan interaksi antara CPU dan GPU, sehingga memangkas proses antrian render gambar. Interaksi langsung antara CPU dan GPU ini juga memungkinkan pengolahan gambar beresolusi tinggi lebih cepat. Sehingga kamu bisa main lebih responsif dan tetap menikmati detil gambar di dalam game.
NVIDIA bekerja sama dengan para pengembang game sehingga mereka bisa memanfaatkan teknologi Reflex. Dengan begitu game mereka bisa berjalan lebih optimal di ekosistem GeForce RTX.
Misalnya kamu main Valorant. Ketika kamu menembak (klik pada mouse), informasi tindakan ini akan lebih cepat diproses sampai kamu bisa melihatnya di game (tampil di layar). Dengan proses yang lebih responsif ini, tembakan pun bisa lebih akurat.
Selain Valorant, saat ini sudah ada banyak game yang mendukung NVIDIA Reflex dan daftarnya terus bertambah. Beberapa di antaranya: Apex Legends, Battlefields 2042, Call of Duty Warzone, Destiny 2, Deathloop, Escape From Tarkov, Fortnite, Overwatch, Rainbow Six Siege, Rust, dan Splitgate. Yang terbaru adalah Shadow Warrior 3 dan Ready or Not.
Lebih Jauh Dengan NVIDIA Reflex Analyzer
Di atas sudah disebutkan kalau sebuah aksi di komputer berjalan dari perangkat input seperti mouse sampai ke layar monitor. Dulu mengukur tingkat latensi dari proses tersebut sangatlah rumit dan membutuhkan banyak perangkat. Namun kini tidak lagi.
NVIDIA menghadirkan NVIDIA Reflex Analyzer untuk mengukur tingkat latensi dari hulu ke hilir (end-to-end) dengan memanfaatkan perangkat keras (termasuk mouse dan monitor) dan lunak (GeForce Experience).
Pemain kemudian bisa melihat berbagai ukuran latensi yang terjadi di sistem ketika main game. Setelah mengetahuinya, mereka bisa menyesuaikan setelan dan melihat apakah latensi berkurang atau tidak.
Saat ini sudah beredar berbagai monitor dan mouse yang mendukung NVIDIA Latency Analyzer.
Monitor tersebut adalah yang termasuk dalam daftar NVIDIA G-SYNC Display. Misalnya: Alienware 25 Gaming Monitor | AW2521H, AOC AGON PRO 25” G-SYNC Gaming Monitor (AG254FG), ASUS ROG Swift 360Hz PG259QNR, MSI Oculux NXG253R, Predator X25, dan Viewsonic ELITE XG271QG.
Begitu pun dengan mouse-nya. Berbagai mouse gaming sudah mendukung teknologi ini. Misalnya: ROG Keris Wireless, ROG Spatha X, Logitech G Pro X Superlight, Razer Basilisk Ultimate, Alienware Wired Gaming Mouse AW320M, dan ROCCAT Kone XP.