Setiap tahun teknologi selalu mengalami perkembangan. Tidak sedikit teknologi baru yang selalu hadir setiap tahunnya.
Salah satu penemuan teknologi yang menggemparkan adalah kecerdasan buatan, atau yang kerap disebut dengan Artificial Intelligence (AI).
AI adalah bentuk pesatnya teknologi masa kini. Dan penemuan tersebut telah banyak dimanfaatkan perusahaan teknologi.
Salah satu perusahaan yang sudah mulai menggunakan AI adalah vendor smartphone. Bisa dilihat, kini banyak muncul smartphone dengan dukungan AI di dalamnya.
Dengan AI, maka sebuah smartphone bisa melakukan beberapa hal secara otomatis. Hal ini juga bisa mengurangi peran manusia dalam menggunakan smartphone mereka.
Sementara itu, dalam dunia teknologi 2018 adalah tahun yang penuh kontroversi. Sebab ada beberapa hal menggemparkan yang terjadi di tahun tersebut.
Salah satu kasus yang paling menghebohkan adalah saat media Inggris, The Observer menguak Cambridge Analytica, suatu konsultan politik Donald Trump, yang memanfaatkan Facebook untuk memenangkan klien dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
Tidak hanya mendapat pukulan telak dari kasus Cambridge Analytica, Facebook serta dua anak perusahaannya yaitu Instagram dan WhatsApp juga mendapat kecaman lain.
Mereka dianggap sebagai platform penebar teror dan kebencian. Hal tersebut didukung oleh sanksi pemblokiran yang dilakukan Pemerintah Sri Lanka, serta kesimpulan investigator PBB.
Kecaman yang terus dilayangkan ke Facebook, membuat pencipta WhatsApp yaitu Jan Koum, serta dua pendiri Instagram yaitu Mike Krieger dan Kevin Systrom, memutuskan keluar dari Facebook.
Tidak hanya itu, kampanye ‘Delete Facebook’ juga semakin marak dilakukan. Hal tersebut bahkan sempat menjadi topik perbincangan yang mendunia.
2018 juga diwarna skandal pelecehan seksual yang menjerat beberapa petinggi perusahaan teknologi. Salah satunya adalah kasus Andy Rubin, pencipta Android.
Rubin hengkang dari Google karena terbelit kasus pelecehan seksual. Larry Page, pendiri Google, kemudian meminta Rubin mundur dari Google.
Walaupun sempat diwarnai kontroversi, namun di tahun 2018 juga diisi oleh inovasi. Salah satunya adalah peneliti Masschusetts Institute of Technology, yang dikepalai oleh Haofeng Xu sukses menciptakan purwarupa, yang terbang tanpa mengandalkan turbin.
Pesawat tersebut terbang dengan memanfaatkan Electroaerodynamic Propulsion, yaitu suatu teknik yang bisa menciptakan medan listrik bertegangan tinggi.
Tegangan tersebut bisa menghasilkan ion di sekeliling pesawat. Kemudian akan muncul angin ionik yang bermanfaat untuk menciptakan daya dorong dan angkat. Pesawat tersebut bisa terbang jika mempunyai daya listrik berkekuatan 40 ribu volt.
Lalu bagaimana dengan tahun 2019 ini? Apa saja yang akan terjadi dalam dunia teknologi?
Dikutip dari Tech Republic, akan ada beberapa teknologi yang diperkirakan akal muncul di tahun ini. Misal Citizen Development, suatu konsep yang memudahkan lahirnya perangkat atau kebutuhan individu antar individu.
Salah satu bentuk awal dari Citizen Developent adalah, pembuatan aplikasi smartphone tanpa membutuhkan kemampuan coding.
Teknologi tersebut pernah digunakan saat pembuatan aplikasi Abtitu. Dalam laman resminya, mereka menjelaskan bahwa pengguna hanya perlu 3 langkah, yaitu pilih template, editing dan unggah.
Sementara untuk membuat aplikasi smartphone untuk Android dan iOS, pengguna hanya perlu drag-and-drop tanpa harus mengetik kode pemrograman.
Sedangkan menurut prediksi dari Gartner, teknologi yang akan muncul di tahun 2019 ini akan tergolong ke dalam 3 kategori. Kategori tersebut adalah digital, intelligent serta mesh.
Digital akan dibantai dengan munculnya teknologi yang semakin menyatu dengan dunia nyata. Sementara intelligent adalah teknologi yang bergantung pada kecerdasan buatan. Untuk mesh, adalah perpaduan dari digital dan intelligent.
2019 dikabarkan juga banyak diisi benda tanpa kendali manusia. Misal mobil yang dapat berjalan tanpa supir, maupun robot pembersih lantai.
Kedua hal tersebut adalah contoh terdahulu. Sementara di tahun ini, diprediksi akan muncul beberapa benda lain dengan konsep serupa.
Selain itu, tantangan di tahun 2019 adalah popularitas Deepfakes. Ini adalah sebuah program pencipta video palsu, yang bekerja dengan menggabung berkas video dan foto.
Bahkan Deepfakes juga bisa membuat orang lain percaya, bahwa yang tampil dalam video tersebut adalah seorang selebriti.
Deepfakes dapat mengelabuhi banyak orang, yaitu dengan menciptakan video palsu politikus yang sangat mirip dengan aslinya.
Melalui opininya, The New York Times, Susan Fowler mengatakan jika 2019 sebagai tahun kematian privasi.
Privasi akan mati, jelas Fowler. Hal ini dikarenakan orang tidak punya kendali atas informasi digital mereka. Ponsel kini bisa dimonitor, begitu juga aplikasi yang dapat izin menggali data pengguna.