Zenbook 14 space edition
Zenbook 14 space edition
Zenbook 14 space edition

WOW! 95 Juta dari 1 Miliar Akun Instagram Ternyata Robot

Business vs. Personal Instagram Accounts How to Decide Whats Right for You
Indri Penulis

Sebuah studi dari Ghost Data menyebutkan bahwa, kini sekitar 95 juta dari satu miliar akun pengguna Instagram merupakan robot. Robot ini disebut juga dengan bot atau program komputer.

Penelitian tersebut bukanlah pertama kali dilakukan. Pada tahun 2015 lalu, Ghost Data rupanya juga pernah menggunakan metode yang serupa. Hasil menunjukkan bahwa 7,9 persen dari 300 juta pengguna Instagram adalah bot.

Hasil tersebut diperoleh setelah peneliti membeli 200.000 akun bot. Akun tersebut digunakan untuk menganalisa perilaku mereka. Selanjutnya, peneliti mencocokkan perilaku bot yang sebelumnya dibeli dengan satu juta akun lain.

Kesimpulan yang didapatkan adalah, 200.000 bot lebih aktif bila dibandingkan followers lain di akun Instagram populer. Ghost Data juga menemukan jutaan akun lain yang punya perilaku serupa.

Uniknya, akun-akun bot juga kerap mengirim postingan layaknya akun ‘normal’. Namun biasanya, posting-an mereka hanya berisi model seperti pada situs lain.

Menurut Andre Stroppa, salah satu pendiri Ghost Data, dia mengatakan bahwa kini pembuat bot semakin cerdik. Walaupun Instagram mencoba memusnahkan mereka, namun tetap kesulitan.

Sudah lama, jejaring sosial hingga kini belum mampu menemukan bot. Saya rasa jejaring sosial sudah lebih baik saat ini. Tapi harusnya mereka dapat melakukan hal yang lebih bagus lagi,” kata Stroppa.

Jutaan bot seperti yang ditemukan oleh Ghost Data, bisa jadi dipegang oleh salah satu orang yang meminta ‘retweet’ atau ‘like’, pada berita bohong atau propaganda.

svg%3E
Sumber Gambar : Bitify

Selain itu data serupa dengan Ghost Data juga telah ditemukan oleh The Information. Data tersebut berasal dari Dovetail, yang merupakan startup untuk menganalisa bot untuk pemasaran.

Co-founder Dovetail, Mike Schimdt berkata bahwa metode penilitan yang digunakan Devotail adalah menggunakan Machine Learning (ML).

ML tidak melabeli jika akun-akun yang diteliti merupakan bot. Namun akun-akun tersebut mempunyai perilaku yang hampir serupa dengan bot.

Schmidt mengatakan jika presentasi akun robot Instagram saat ini kurang lebih sama dengan yang ditemukan oleh Ghost Data.

Banyak peneliti yang mengamati perilaku bot. Mereka mengatakan jika berita bohong (hoax) dan propaganda, yang menyebar pada pilpres Amerika Serikat (AS) di tahun 2016, mayoritas hanya berupa artikel berita, video, serta gambar.

Konten semacam itu justru mempunyai peran yang besar. Karena pesan yang ada di dalam gambar seperti meme, lebih sulit dilacak dan diidentifikasi.

Bot sebenarnya sangat bagus untuk menyebarluaskan sesuatu,” Kata Giovanni Ciampaglia, peneliti dari Network Science Institute at Indiana University.

Dia mengatakan jika setiap berita bohong (hoax) atau propaganda politik, sering diciptakan oleh manusia sendiri, bukan bot. Hal tersebut dilakukan manusia untuk mengontrol akun media sosial.

Sedangkan akun bot, mempunyai peran untuk menyebarluaskan konten berisi berita bohong (hoax) dan propaganda tersebut.

Sementara itu, hingga kini masalah bot dalam platform induk Instagram, Facebook masih sulit diidentifikasi. Peneliti mengatakan jika melacak bot di Facebook lebih sulit. Hal tersebut karena terdapat kebijakan perlindungan privasi.

Sedangkan Instagram tidak mempunyai aturan semacam itu. Namun, akun yang tidak teridentifikasi (misclassified) atau tidak diinginkan (undesirable) pada Facebook kian meningkat menjadi 3 persen, pada kuartal-III tahun 2017.

Facebook yang menaungi Instagram, telah mengklaim bahwa mereka mempekerjakan 10.000 orang untuk memindai bot serta perilaku menyimpang lain di jejaring sosial.

Facebook bahkan berencana untuk melipat gandakan jumlah pekerja tahun depan. Ditambah lagi dengan penggunaan teknik matching-learning untuk membantu mengindentifikasi akun palsu.