Vivobook X BAPE
Vivobook X BAPE
Vivobook X BAPE

Fakta Tersembunyi Dororo, Anime Supernatural Winter 2019 Paling Booming

Fakta Tersembunyi Dororo, Anime Supernatural Winter 2019 Paling Booming
Avatar of Indri
Indri Penulis

Sebenarnya periode tayang untuk anime Winter 2019 memang akan segera berakhir. Sama halnya dengan musim-musim sebelumnya, terdapat banyak anime hits yang mengisahkan tentang kehidupan remaja, percintaan sampai misteri.

Salah satu anime Winter 2019 yang sedang booming adalah Dororo. Anime ini mempunyai genre aksi-supernatural, yang menceritakan penjalanan seorang ronin dengan nama Hyakkimaru.

Sang karakter utama harus menjalani hidup dengan sangat menyedihkan. Hal ini disebabkan hampir seluruh bagian tubuhnya ditopang oleh badan prostetik.

Sebenarnya organ asli milik Hyakkimaru telah dipersembahkan ayahnya yang jahat kepada 48 iblis jahat. Hal keji itu dilakukan ayah Hyakkimaru demi bisa mendapat kekuasaan dan kemakmuran di desanya.

Bersama dengan teman masa kecilnya bernama Dororo, Hyakkimaru kemudian bertekad merebut seluruh organ tubuh miliknya dari tangan para iblis.

Selain hal tersebut, masih ada beberapa fakta menarik seputar anime Dororo. Dan berikut ini fakta-fakta tersembunyi dari anime Dororo:

Karya dari Osamu Tezuka

Siapa yang tidak kenal dengan Osamu Tezuka, beliau merupakan sosok yang dikenal dengan sebutan “Bapaknya Manga.” Menariknya, versi orisinil Dororo adalah manga. Dan manga tersebut hasil karya dari Osamu Tezuka.

Manga Dororo sebenarnya sudah eksis sejak penghujung tahun 1960-an. Manga tersebut terbit di majalah mingguan Weekly Shonen Sunday sepanjang Agustus 1967 hingga Juli 1998.

Manga ini tercatat sudah mempunyai empat volume. Jika kalian memperhatikan dengan seksama, maka desain karakter dari manga tersebut justru terlihat identik dengan berbagai karya dari mendiang Opa Tezuka.

Dororo Bukanlah Karakter Utama

Bagi yang belum tahu, mungkin kalian akan mengira Dororo sebagai karakter utama dalam manga ini. Mengingat pada judulnya menggunakan Dororo.

Namun sebenarnya Dororo bukanlah karakter utama dalam anime ini. Secara umum, anime ini menceritakan tentang perjuangan Hyakkimaru.

Dia harus mencari dan penghabisi banyak iblis yang berkeliaran di desa. Hal ini dilakukan supaya desa menjadi tentram dan raganya dapat utuh kembali.

Lalu siapa Dororo? Dororo justru tidak banyak membantu dalam pertempuran. Tapi jasanya kepada Hyakkimaru tidak bisa dianggap remeh.

Dororo adalah jembatan komunikasi antara Hyakkimaru dengan orang lain. Dororo merupakan bocah lelaki menggemaskan, dengan pengisi suara seiyuu gadis kecil bernama Rio Suzuki.

Anime Shonen Bertema Supernatural serta Sejarah

Pada awal episode, anime ini banyak menampilkan adegan yang lumayan sadis. Seperti adegan dimana seorang pria masuk ke dalam kuil, dan membunuh seorang biksu yang tengah sembahyang.

Kemudian kemunculan bayi darah daging dari si pembunuh tersebut, yang lahir tanpa lengan, kaki, dan organ apapun. Tidak hanya itu, bidan yang diperintahkan untuk membuang bayi juga tewas dimakan iblis.

Jika hanya menilai dari pemaparan di atas, mungkin mayoritas penonton akan menyimpulkan bahwa Dororo adalah anime seinen. Tapi tunggu sampai kalian lanjut menonton Dororo sampai akhir episode.

Maka kalian akan setuju jika serial ini cukup masuk akal disebut sebagai shonen. Faktor yang membuat anime ini berbeda terletak pada Dororo.

Karakter pendukung ini dapat memberikan nuansa ceria dan semangat untuk Hyakkimaru. Dengan tingkah usilnya, kami jamin kalian akan lupa jika anime ini punya serangkai adegan sadis di dalamnya.

Pernah Diadaptasi Menjadi Live Action dan Game

Pada tahun 2007, Dororo pernah dibuat dalam versi live action. Dan basis ceritanya masih sama seperti versi manga buatan Tezuka.

Film ini mempunyai durasi kurang lebih 2 jam, dengan Selandia Baru sebagai lokasi syuting utamanya. Jika dibandingkan dengan versi manga, dalam versi film Dororo dikisahkan sebagai seorang wanita yang mengusung identitas seorang pria.

Selain itu, dalam film ini tampak jelas jika Hyakkimaru dan Dororo terlihat dewasa. Bahkan jauh lebih tua dibanding versi manga atau anime, dimana mereka digambarkan masih remaja dan anak-anak.

Selain itu pada tahun 2004, dirilis sebuah video game dengan judul Blood Will Tell. Game ini sepenuhnya diadaptasi dari Dororo. Penerbitnya adalah Sega dan Tezuka Productions.