Nasib apes tengah dialami oleh Apple karena iklan sesat yang dibuatnya. Gara-gara iklan ini, Apple harus membayar denda hingga Rp 168 triliun.
Sebagai salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, Apple tentunya tidak asing dengan kata ‘denda.’ Sama seperti perusahaan lainnya, Apple kadang juga mengalami perselisihan atau kesalahan pembuatan produk.
Inilah yang membuat Apple harus membayar sejumlah denda. Contohnya pada bulan Juli lalu, di mana Apple harus membayar denda sebesar Rp 13,8 triliun ke Samsung karena pembalian layar yang tidak sesuai kontrak.
Akhir tahun ini, Apple kembali dilanda kesialan. Kabarnya karena iklan sesat yang mereka buat sendiri, Apple harus membayar denda ratusan triliun.
Iklan Sesat Bikin Apple Sial
Baru-baru ini, Apple baru saja didenda 10 juta Euro, atau sekitar RP 168 triliun di Italia. Denda ini diberikan karena cara mengiklankan ketahanan air di perangkatnya dinilai menyesatkan. Kok bisa?
Dikutip dari BBC News, di Italia Apple mengiklankan iPhone 8 – 11 sebagai ponsel yang tahan air. Perusahaan tidak menyebutkan sampai mana batas ketahanan air yang dimiliki iPhone.
Inilah yang tidak disukai oleh otoritas persaingan nasional Italia (AGCM). Mereka tidak cocok dengan strategi Apple yang dianggap ‘agresif dan menyesatkan’ itu.
AGCM juga menambahkan, Apple telah menipu pelanggannya lewat iklannya yang naif. Di mana iklan itu menyebutkan jika garansi ponsel tidak mencakup kerusakan yang terjadi akibat cairan.
Tidak sampai di situ, Apple juga tidak memberikan dukungan jika ponsel mereka rusak oleh air atau cairan lain. Hal ini dipandang menyesatkan, sebab Apple mengklaim kalau ponsel iPhone tahan air.
Lalu bagaimana dengan respon Apple? Hingga saat ini perusahaan menolak berkomentar terkait masalah iklan menyesatkan ini.
Tapi di sisi lain, perusahaan sekelas Apple pasti paham soal hal ini. Apple tentu juga bisa membedakan kerusakan air yang terjadi dalam kondisi IP, dengan kerusakan yang terjadi di luar pengujian IP.
Hm, mungkin masalah ini tidak akan terjadi jika Apple menyampaikan pesan pemasaran dengan jelas. Rp 168 triliun kan jumlah yang tidak sedikit.