Investasi kripto telah berkembang pesat, dan salah satu bentuk investasi yang semakin populer adalah Initial Coin Offering (ICO).
Sebelum harga Bitcoin naik, koin ini sempat dijual sangat murah ketika animonya belum setinggi sekarang. Inilah yang membuat banyak orang yang tertarik untuk investasi kripto pada saat ICO; harapannya adalah mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih sebagaimana investor awal Bitcoin.
Namun, sebelum memutuskan apakah ICO cocok untuk kamu, penting untuk memahami konsep ini secara lebih mendalam.
Investasi Kripto: Apa Itu ICO
Sederhananya, ICO adalah suatu bentuk penggalangan dana di mana perusahaan atau proyek kripto baru menjual sejumlah token mereka kepada investor untuk mendanai pengembangan proyek tersebut.
Token ini biasanya dapat digunakan di dalam ekosistem proyek, atau memiliki nilai di pasar sekunder jika proyek berhasil.
Banyak mata uang kripto yang ditawarkan pada saat ICO dan sukses besar di pasar sekarang seperti Ethereum. Pada saat penawaran perdananya, satu token Ether dijual di harga USD 0,31. Sekarang, nilai satu token Ether sudah berlipat ganda hingga lebih dari 1.000 kali lipat.
Itulah alasan mengapa orang-orang banyak tertarik untuk investasi kripto di masa ICO.

Keunggulan ICO
Keunggulan utama ICO adalah memberikan kesempatan kepada investor kripto untuk mendukung proyek kripto baru sejak awal dan memperoleh token dengan harga yang lebih rendah.
Jika proyek tersebut berhasil, nilai token dapat meningkat secara signifikan, memberikan keuntungan yang substansial kepada para investor awal.
Namun, perlu diketahui bahwa sebagaimana jenis investasi lainnya, potensi keuntungan yang tinggi juga disertai dengan risiko yang sebanding.
Risiko ICO
Sekilas, mungkin investor yang sering mendengar istilah IPO menganggap bahwa ICO adalah hal serupa dan memiliki aturan hukum yang mirip pula.
Nyatanya, tidak ada negara yang memiliki peraturan khusus untuk proses ICO. Akibatnya, sangat marak kasus penipuan terkait ICO.
Tidak sedikit jumlah investor yang telah kehilangan uang mereka karena proyek-proyek ICO yang tidak berhasil atau bahkan tim pembuat proyek melarikan diri dengan dana investasinya. Salah satu kasus terbesar adalah Bitconnect, yang ternyata merupakan skema Ponzi dan mengakibatkan kerugian total yang mencapai USD 4,5 miliar.
Ada juga Pincoin, yang dikembangkan oleh tim pengembang dari Vietnam yang menggelapkan dana investasi sebesar USD 800 juta.
Penipuan juga bukan satu-satunya risiko yang dihadapi investor ICO. Fluktuasi nilai kripto cenderung tinggi, jadi bisa saja nilai token yang dibeli selama ICO mengalami fluktuasi yang signifikan setelahnya.
Maka dari itu, sebelum berinvestasi dalam ICO, penting untuk melakukan riset menyeluruh tentang proyek tersebut, tim pengembang, dan rencana penggunaan dana. Agar investasi kripto kamu tidak boncos.
Bagaimana Mendapatkan Info Tentang ICO
Sebagai langkah pertama untuk mendapatkan informasi tentang ICO, kamu bisa mengakses situs web khusus atau forum diskusi kripto yang menyajikan daftar ICO yang akan diluncurkan dalam periode tertentu.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua ICO dapat diakses oleh investor di Indonesia. Beberapa proyek mungkin memiliki batasan geografis atau persyaratan khusus yang mempengaruhi partisipasi investor dari negara tertentu, termasuk Indonesia.
Sebelum memutuskan untuk berpartisipasi dalam suatu ICO tertentu, disarankan untuk memeriksa persyaratan dan ketentuan yang diberlakukan oleh proyek tersebut.
Informasi ini biasanya terdapat dalam dokumen white paper atau di situs web resmi pihak yang menyelenggarakan ICO.
Selain dari situs web dan forum kripto, media sosial juga seringkali menjadi sumber informasi yang berguna.
Ikuti proyek-proyek kripto yang menarik perhatian kamu di platform media sosial untuk mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan dan rencana ICO mereka.
Meskipun risikonya tinggi, ICO tetap menjadi pilihan menarik bagi banyak investor yang ingin memasuki pasar kripto dan mendukung proyek-proyek inovatif.
Namun, alternatif lain seperti Initial Exchange Offering (IEO) dan Security Token Offering (STO) mungkin juga patut dipertimbangkan, karena tingkat regulasinya lebih ketat, sehingga risikonya lebih rendah dibandingkan ICO.
Sebelum memutuskan apakah ICO cocok untuk kamu, penting untuk mempertimbangkan toleransi risiko, tujuan investasi, dan tingkat pemahamanmu tentang pasar kripto.
Setiap bentuk investasi memiliki risiko dan potensi imbal hasil (termasuk di dalam investasi kripto ini), dan memahami dengan baik aspek-aspek tersebut akan membantumu membuat keputusan yang lebih terinformasi.
 
 



