Menyusul permasalahan blokir TikTok di Amerika, Presiden Trump menandatangani executive order (semacam keputusan presiden) yang melarang transaksi di Amerika setelah bulan September dengan dua layanan asal Cina, TikTok dan WeChat. Kalau pemerintah Amerika memang akan memblokir WeChat, Presiden Trump akan membangkitkan naga tidur di baliknya, Tencent.
Larangan Transaksi dengan WeChat
Berita soal Presiden Trump menandatangani executive order untuk TikTok dan WeChat hadir di LA Times. Disebutkan bahwa selain keputusan untuk melarang transaksi dengan TikTok, juga ada keputusan lain yang melibatkan aplikasi WeChat.
Seperti juga tuduhan pada produk asal Cina lain, baik Huawei maupun TikTok, disebutkan kalau WeChat menjadi perpanjangan tangan untuk pemantauan dan sensor dari Cina. Misalnya memblokir pesan dari pengguna internasional yang kritis terhadap pemerintah Cina, juga menganalisa konten terlarang.
Seperti kita ketahui, WeChat adalah aplikasi pesan seperti WhatsApp dengan jumlah pengguna yang tidak kalah besar. Bahkan di Cina, WeChat bukan sekedar aplikasi pesan biasa. Di dalamnya terdapat sistem transaksi e-commerce.
Pengguna WeChat di Amerika mungkin tidak banyak. Namun ada perbedaan besar antara larangan transaksi antara TikTok dan WeChat. Yaitu perusahaan di belakang masing-masing aplikasi.
Resiko Blokir WeChat
Walau TikTok merupakan salah satu aplikasi media sosial yang paling populer, ByteDance—sebagai perusahaan di belakangnya—belumlah sebesar perusahaan di balik WeChat, Tencent.
Tencent adalah sebuah perusahaan raksasa yang memiliki banyak perusahaan lain atau punya investasi di perusahaan lain. Mulai dari aplikasi, game, sampai ke produksi dan distribusi film.