Augmented reality (AR) adalah teknologi keren. Sebuah galeri seni memanfaatkannya untuk hal yang tidak kalah keren. Mereka menggunakan augmented reality untuk membuat lukisan jadi “hidup”.
Berbeda dengan virtual reality yang mengajak kita masuk ke dunia buatan, augmented reality membawa obyek imajinasi ke dunia nyata. Tentu saja bukan dalam arti sebenarnya. Namun melalui aplikasi kamera (entah di handphone atau kacamata).
ReBlink: Eksibisi seni augmented reality
Demikianlah Alex Mayhew, seorang seniman digital, membuat aplikasi ReBlink sebagai eksibisi seni di Art Gallery of Ontario. Sebuah aplikasi kamera augmented reality yang memberi pengalaman baru saat melihat lukisan.
Eksibisinya seperti ini. Ketika pengunjung melihat lukisan dengan mata biasa, lukisan terlihat seperti lazimnya. Namun dengan aplikasi ReBlink, pengunjung galeri bisa melihat gambar tersembunyi di beberapa lukisan (lihat video di akhir artikel).
Yang lucu, gambar tersembunyi ini menghadirkan gaya hidup abad ke-21 di lukisan klasik tersebut. Kamu bisa melihat model lukisan membawa handphone dan tongsis.
Misalnya lukisan Vincent van der Vinne karya Fans Hals (gambar di atas) yang memegang iPhone. Contoh lain adalah lukisan Marchesa Casati karya Jean de Gaigneron membuat selfie dengan handphone dan tongsis.
Augmented reality menawarkan pengalaman unik
Kalau kamu mengikuti berita teknologi, kamu tahu kalau perkembangan augmented reality dan virtual reality berjalan dengan gencar. Keduanya juga dikembangkan bersama sebagai mixed reality.
Saat ini, kalau kamu melihat orang memakai kacamata VR atau AR, mungkin kelihatan lucu. Mereka berinteraksi dengan sesuatu yang “tidak ada” dan terus terang sering terlihat konyol.
Di sisi lain, mereka menikmati pengalaman unik tersendiri. Misalnya CapitolaVR yang mencoba pengalaman lain bermain Pokemon Go dengan augmented reality dengan kacamata AR HoloLens.
Lalu bicara soal pengalaman unik di dunia seni, mungkin kamu juga pernah melihat seniman menampilkan karya yang interaktif. Misalnya di ARTJOG kalau kamu di kota Jogja.
Karya interaktif seperti ini memang memberi kedekatan pengunjung dengan karya seni tersebut. Entah merasakan sesuatu yang berbeda, ikut ambil bagian dari kreasi, atau sekedar memberi kenangan manis.
Augmented reality jelas bisa membuka berbagai kemungkinan baru. Para seniman bisa melakukan eksplorasi seni dalam bentuk lain — seperti Alex Mayhew dan ReBlink. Pengunjung pun bisa bersenang-senang.
Saya sendiri termasuk salah satu yang bersemangat melihat perkembangan teknologi ini. Walau untuk saat ini, saya masih menunggu saat ketika augmented reality dan virtual reality bisa dipakai dengan kacamata tanpa terlihat konyol. ????
Karena tidak semua bisa pergi ke Art Gallery of Ontario untuk melihat eksibisi ReBlink, silakan lihat videonya di bawah ini.
ARTIKEL TERKAIT
- Inkhunter: Coba Gambar Tato Keren dengan AR
- Beginilah Pokemon Go di Windows 10 HoloLens
- Adobe dan NVIDIA Mengembangkan 3D Painting Simulator