ChatGPT memang menjadi fenomena tersendiri akhir-akhir ini. Apalagi ditambah dengan kerjasama OpenAI, yang membuatnya, dengan Microsoft untuk menaruhnya di Bing, mesin pencari sang raksasa teknologi itu.
OpenAI sudah mengumumkan GPT-4 sebagai model bahasa AI terbaru yang akan menjadi mesin di balik ChatGPT dan Bing. Tapi, apa saja yang baru dari model ini? Apa efek pembaruan ini saat kita memakai ChatGPT?
Pembaruan GPT-4 dan Keterbatasannya
OpenAI mengatakan bahwa untuk urusan percakapan, dalam hal ini ChatGPT, perubahannya tidak mencolok. Tapi memang ada perkembangan yang signifikan.
Lebih Pintar
OpenAI menyebutkan kalau versi terbaru bisa lebih diandalkan, lebih kreatif, dan bisa menerima lebih banyak instruksi dibanding dengan ChatGPT dengan GPT-3.5 sebelum ini.
Contohnya, model terbaru mampu melalui berbagai ujian akademis dan profesional lebih baik dari model sebelumnya. Beberapa ujian yang dicobakan adalah Uniform Bar Exam, LSAT, Graduate Record Examination (GRE), dll.
Lebih Akurat di Berbagai Bahasa
Selain itu, OpenAI juga menyebutkan kalau model GPT terbaru ini juga lebih akurat saat berkomunikasi dalam berbagai bahasa. Termasuk jika dibandingkan dengan teknologi machine learning lain saat ini.
Menariknya, Bahasa Indonesia termasuk salah satu bahasa yang memiliki tingkat akurasi cukup tinggi. Yaitu mencapai 83,1% (hayooo, banyak yang pake yaaaa?). Akurasi ini tentunya memungkinkan kita menggunakannya dengan lebih kreatif dan leluasa.
Akan Mendukung Input Visual
Yang paling menarik mungkin adalah GPT-4 mendukung pengenalan untuk input visual. ChatGPT bisa memberikan jawaban untuk masukan berupa teks, foto, grafik, diagram, dll.
OpenAI memberikan contoh salah satunya dengan gambar orang menyeterika baju di belakang taksi, dan bertanya apa yang tidak biasa dari gambar tersebut. Model terbaru bisa mendeskripsikannya dengan baik.
Yah, mungkin bukan sekedar deskripsi gambar saja yang menarik. Tapi yang lebih penting di sini adalah teknologi AI ini mampu mengenali konteks yang kita tanyakan dan dari gambar yang kita masukkan.
Masih Ada Keterbatasan
Walau begitu, OpenAI juga mengakui kalau model AI terbaru ini masih memiliki berbagai keterbatasan dan resiko. Mereka menyebutkan kalau model ini masih bisa mencampuradukkan fakta, menghadirkan bias, salah memprediksi, dan menyalahi protokol tertentu.
Dengan begitu, GPT-4 juga bisa menghadirkan resiko dalam memberikan saran yang tidak tepat atau informasi yang salah.
Persaingan Teknologi AI Semakin Ketat
Selain akan meluncur untuk ChatGPT dari OpenAI, GPT-4 juga sudah hadir di mesin pencari Bing dari Microsoft. Hal ini sangat menarik karena penggunaan Bing meningkat setelah fitur ala ChatGPT diumumkan di sana.
Di sisi lain, Google juga sedang mengembangkan teknologi AI mereka sendiri untuk mempertajam mesin pencari mereka. Bahkan Google juga akan menerapkan teknologi AI itu di Workspace, layanan pengolah dokumen dan lingkungan kerja digital mereka.
Tentu saja, di samping itu masih ada masalah lain dari pemakaian teknologi AI oleh pengguna. Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, bagaimana mendeteksi tulisan AI menjadi problem tersendiri di dunia akademi.
Toh harus kita akui bahwa teknologi AI saat ini — misalnya ChatGPT — memang sudah sangat praktis digunakan untuk keperluan sehari-hari. Yah, kita lihat saja bagaimana penerapan GPT-4 di ChatGPT.