Update 15/07/2019
Huawei mendaftarkan nama ‘Harmony’ di Eropa untuk sistem operasi baru pengganti Android.
Kerjasama antara Google dan Huawei terhambat akibat blacklist dari pemerintah Amerika. Huawei kehilangan akses untuk Android dengan dukungan Google Play Store. Walau begitu, Huawei dikabarkan sudah bersiap dengan sistem operasi cadangan pengganti Android.
Sistem operasi cadangan milik Huawei ini sudah tercium sejak lama. Namun dengan kasus blacklist, kehadirannya semakin mendesak. Bagaimanapun juga, Huawei merupakan salah satu produsen ponsel terbesar di dunia.
Tapi apa yang kita ketahui soal sistem operasi pengganti Android dari Huawei ini?
Berikut perkembangan sistem tersebut (klik untuk melompat ke bagian bersangkutan):
- HongMeng OS
- Pendekatan ke Aptoide
- Pendaftaran nama Ark OS
- Undangan App Gallery
- Aurora OS
- Pendaftaran nama Harmony
Pendaftaran Nama HongMeng OS
Menurut laporan Wall Street Journal, Huawei telah mengajukan nama HongMeng ke Kantor Administrasi Kekayaan Intelektual di Cina. Nama ini diperkirakan sebagai Project Z atau sistem alternatif pengganti Android yang sebelumnya pernah disampaikan oleh Huawei.
Menurut outlet berita Cina Caijing, jika tidak ada halangan apapun, sistem operasi terbaru dari Huawei akan diluncurkan pada pertengahan Agustus 2019.
Pendekatan pada Aptoide
Seiring berhentinya dukungan Google Play Service pada ponsel Huawei mendatang, Huawei harus mencari penggantinya. Kabar menyebutkan kalau Huawei melakukan pendekatan pada Aptoide untuk bisa menggunakannya sebagai alternatif.
Belum jelas apa rencana Huawei dengan Aptoide. Bisa jadi bursa ini hadir sebagai aplikasi bursa bawaan, atau bisa juga Huawei mengintegrasikannya dengan AppGallery, bursa aplikasi milik Huawei sendiri.
Pendaftaran Nama ARK OS
Menurut berita dari Android Headline, Huawei mendaftarkan nama lain sebagai merek dagang di Eropa. Nama itu terdiri dari beberapa variasi yang meliputi: ‘Huawei Ark OS’, ‘Huawei Ark’, ‘Ark’, dan ‘Ark OS’.
Nama ini jelas lebih bernuansa global daripada HongMeng OS. ‘Ark’ sendiri berarti bahtera atau perahu. Tentunya kita sudah pernah mendengar kisah Nabi Nuh yang membangun bahtera untuk menyelamatkan umatnya. Yah, mungkin begitulah gambaran kondisi Huawei saat ini.
Belum jelas apakah ARK OS ini sama dengan HongMeng OS. Lalu belum jelas apakah sistem operasi ini merupakan pengembangan dari AOSP (Android Open Source Project) atau bukan.
Di sisi lain, Google telah memasukkan kembali ponsel Huawei Mate 20 Pro dalam daftar Android Q Beta. Apakah ini pertanda Google berusaha rujuk kembali dengan Huawei?
Huawei Mengundang Pengembang Aplikasi ke AppGallery
Huawei mengirimkan undangan pada para pengembang aplikasi untuk bergabung di bursa aplikasi miliknya, AppGallery. Undangan ini menjadi berita setelah seorang pengembang aplikasi (yang ingin tetap dirahasiakan namanya) memberitahu tim XDA Developers melalui email.
Huawei Menguji Aurora, Kembangan SailfishOS
The Bell, sebuah outlet berita asal Rusia, melaporkan bahwa Huawei sedang mengeksplorasi kemungkinan menggunakan Aurora OS. Mereka menyebutkan bahwa ada dua sumber yang memberi bocoran kalau pimpinan Huawei Guo Ping mendiskusikan hal ini dengan Konstantin Noskov, Menteri Perkembangan Digital, Komunikasi, dan Media Massa Rusia.
SailfishOS memang bukan sistem operasi populer. Bahkan di era ketika Windows Phone mencoba menjadi sistem operasi ketiga pun, SailfishOS jarang terdengar. Tapi sistem operasi ini bersandar pada privasi dan keamanan. Hal ini membuatnya tetap bertahan sampai sekarang.
Pendaftaran Nama ‘Harmony’
Setelah mendaftarkan nama ‘Ark OS’, Huawei kemudian mendaftarkan nama ‘Harmony’ ke European Intellectual Property Office.
Berkas pendaftaran itu bertanggal 12 Juli 2019. Deskripsinya menyebutkan: “Downloadable operating system programs; Recorded operating system programs; Mobile operating systems; Computer operating systems; Downloadable computer operating programs and computer operating systems.”
Sistem Operasi Global Memang Dibutuhkan
Dari drama perang dagang Amerika-Cina ini, kita bisa melihat bahwa persaingan bisa “membunuh” perkembangan teknologi. Huawei yang selama beberapa tahun ini melakukan banyak inovasi di ponsel Android terganjal dan terancam.
Kalau kita berpikir sedikit obyektif, berbagai teknologi memang dimiliki oleh perusahaan dari Amerika. Ketika pencekalan bisa terjadi pada siapa saja (bayangkan, Cina juga merupakan negara super power), konsumen umum juga bisa menjadi korban.
Mungkin ada memang ada baiknya kalau hadir sebuah sistem operasi yang bersifat global. Namun tentu saja, membangun hal ini tidak mudah. Nokia dengan Meego dan Windows Phone sudah membuktikan kesulitan itu.
Yah, kita lihat saja bagaimana sistem operasi buatan Huawei sebagai alternatif Android ini berkembang.