TikTok secara resmi mengumumkan kolaborasi mereka dengan Oracle di Amerika. Yang menarik, Presiden Trump pun menyetujui kerja sama tersebut.
Drama kasus TikTok dan pemerintah Amerika sudah berjalan seru. Bahkan walau TikTok menarik jagoan Disney, Kevin Mayer, menjadi CEO, ancaman blokir tetap hadir. Sampai beberapa perusahaan pun menawarkan untuk mengambil alih operasional TikTok di negeri Paman Sam itu.
Microsoft, Oracle, dan Twitter menjadi beberapa nama yang sering disebut. Microsoft sendiri merupakan kandidat kuat. Toh tekanan tetap kuat, sampai CEO baru TikTok yang belum lama menjabat pun memutuskan mundur.
Sebelum TikTok membuat pengumuman resmi ini, sudah sempat beredar kalau ByteDance menolak tawaran Microsoft dan memilih Oracle sebagai rekan terpercaya. Menyusul kabar itu, hadir pula kabar kalau pemerintah Amerika tetap akan menghapus aplikasi TikTok dan WeChat.
Vanessa Pappas, pimpinan sementara TikTok, secara resmi mengumumkan kolaborasi dengan Oracle melalui situs resmi. Ia menyebutkan kalau Oracle akan menjadi penyedia layanan dan teknologi cloud yang bertanggung jawab akan data pengguna TikTok di Amerika.
Our plan is extensive and consistent with previous CFIUS resolutions, including working with Oracle, who will be our trusted cloud and technology provider responsible for fully securing our users’ data.
Vanessa Pappas, TikTok
Selain itu, Vanessa Pappas juga menyebutkan kalau Oracle dan Walmart akan mengambil saham kumulatif sebesar 20% (Oracle 12,5% dan Walmart 7,5%) di TikTok Global (begitu perusahaan kolaborasi ini disebut). TikTok Global akan memiliki markas di Amerika dan akan menyediakan 25000 lapangan pekerjaan baru.
Bloomberg melaporkan kalau Presiden Trump menyetujui kesepakatan itu. Ini menarik, karena kesepakatan antara TikTok dan Oracle berbeda dengan tawaran Microsoft yang mengambil alih operasional.
Mungkin persetujuan Presiden Trump muncul terutama karena TikTok Global akan menyalurkan pajak baru ke Amerika senilai 5 milyar Dollar dan juga akan menyediakan dana pendidikan baru.
Sekarang tinggal bagaimana sikap pemerintah Cina. Karena sebelumnya ada kabar kalau pemerintah Negeri Tirai Bambu itu akan menyetujui, selama ByteDance tidak mengalihkan teknologi algoritma TikTok.
Walau begitu Bloomberg juga melaporkan kalau media resmi pemerintah Cina memberikan reaksi awal yang positif. Hu Xijin, pemimpin redaksi media milik pemerintah Global Times, menyatakan kalau kesepakatan ini berhasil menghindari hal terburuk, yaitu TiKTok dilarang atau dijual ke perusahaan Amerika.
Apakah kolaborasi antara TikTok dan Oracle ini akan mengakhiri drama ini? Mungkin masih perlu kita lihat lebih lanjut.